Posts

Read this too if you don't mind

When was the last time you did something for the first time?

Setelah baca judul postingan ini, what do you think? Mungkin sebagian besar sudah lupa kapan terakhir kali melakukan sesuatu untuk pertama kali, melakukan sesuatu yang baru dalam hidup ini. Setiap harinya kita melakukan aktivitas dan rutinitas yang itu itu aja. Dari bangun tidur sampe tidur lagi. Nggak bosen apa ya? Atau sebagian lainnya ingat betul kapan terakhir kali melakukan sesuatu yang baru. Misalnya..... "Aku ingat! Aku pertama kali naik banana boat liburan semester lalu!!" "Oh, aku ingat! Minggu lalu aku pertama kali makan belalang goreng hehe" "Aku ingat banget, pertama kali nonton konser SNSD tepat setahun yang lalu." "Kemarin aku pertama kalinya botakin rambut! Gaul, kan?" Zzzz, bukan itu yang dimaksud dengan melakukan sesuatu yang baru. Something new adalah sesuatu yang belum pernah kita lakukan sebelumnya dan berdampak untuk kehidupan kita seterusnya, dampak positif pastinya. (entah kenapa terlalu banyak akhiran -nya di

Profesionalisme?

Ketika seseorang memintaku mendeskripsikan singkat apa itu profesionalisme medis.... Profesionalisme medis menurut saya adalah menjalankan profesi sebagai tenaga medis sesuai dengan sumpah profesi dan kode etik profesi serta aturan yang berlaku. Profesionalisme medis seharusnya sama pada setiap individu karena profesionalisme medis memiliki standar baku. Seorang tenaga medis dalam hal ini dokter yang telah disumpah profesi hendaknya menjalankan profesinya sesuai dengan sumpahnya, dan berpegang teguh dengan aturan yang berlaku di manapun dokter tersebut bertugas. Seorang dokter yang profesional tentunya memiliki knowledge, skill, dan attitude yang baik. Profesi dokter adalah profesi yang mulia, sehingga seorang dokter harus mempunyai jiwa kemanusiaan. Dokter sudah selayaknya peduli dengan pasien, memperlakukan semua pasien setara dengan tidak memandang strata sosial pasien. Dokter yang profesional akan selalu memperhatikan setiap sikap dan perilakunya. Memberi contoh teladan yang baik

Asumsi

Terkadang apa yang kita ingin sampaikan tidak dapat dipahami dengan baik oleh orang lain. Kita seringkali berasumsi orang lain akan otomatis paham apa yang kita maksud tanpa perlu menjelaskan secara rinci. Kita berasumsi mereka sudah cukup pintar untuk menarik kesimpulan sendiri. Nyatanya, tidak seperti itu. Asumsi membuat kita tidak memastikan kembali bahwa mereka benar-benar paham. Akibatnya bisa fatal. Jika seorang dokter berasumsi pasiennya sudah mengerti apa yang dijelaskan tanpa memastikan kembali bahwa sang pasien benar-benar paham, bisa berakibat pasien tidak melakukan pengobatan dengan benar sehingga tidak sembuh bahkan meninggal dunia. Hal yang serupa bisa terjadi pada semua profesi dan berbagai lapisan masyarakat tentunya. Asumsi Dalam hubungan antar teman atau antar pasangan, asumsi-asumsi inilah yang biasanya memicu perselisihan. Asumsi itu muncul karena kurangnya komunikasi. Tidak ada pertanyaan, berarti dianggap sudah mengerti. Padahal belum tentu. Sama seperti

Hedonism of October

Image
Yak bulan lalu gue sudah menguras saldo tabungan gue untuk borong buku. Oke, gue bakal puasa beli buku selama tiga bulan ke depan. Oh I hope so . Jadi gini, bulan lalu ada bazaar buku gede-gedean di Surabaya, namanya Big Bad Wolf Book Sale. Bukunya buanyak buanget. Nggak cuma novel, tapi juga ada self help,business, economics, history, biography, cooking, children books, art, photography, semua deh sampe humor juga ada. Intinya, bakal betah berlama-lama di sana. Gue sampai bela-belain tiga kali loh ke sana bareng temen-temen kutu buku di Med-Readers. Gue suka banget toko buku. Walaupun udah tiga kali ke sana nih ya, nggak ada bosen-bosennya gue. Malah abis gitu gue jalan-jalan ke toko buku favorit gue and I found that buku yang gue incer udah nggak ada. Beuh, semakin yakin gue buat nggak mau menunda beli buku inceran selagi ada duitnya yang pasti. Hehe. Alhasil gue makin kalap dan terciptalah tumpukan buku yang nggak terlalu tinggi itu. pinterest.com Tapi sebenarnya g

What If..?

Image
Sering nggak sih, mengalami sesuatu yang nggak diinginkan. Jangankan diinginkan, terbayang sedetik aja mungkin nggak pernah. Terus berlarut mengutuk diri sendiri bahkan menyalahkan orang lain. Berandai saja waktu itu begini bukan begitu. Tapi ya sudahlah. Toh itu semua sudah berlalu. Ikhlas-in aja . Ya, kejadian itu memang sudah lama berlalu. Sekarang sih gue sudah berada di fase kelima dari 5-stages-of-grief- nya Kubler-Ross. Tapi seringkali terbersit penyesalan. Kalau saja waktu itu....... Ah, sudahlah, refreshing bentar. Putaran kepanitraan klinik a.k.a stase gue yang sekarang ini memberikan banyak sekali waktu luang. Bagi mahasiswa malas seperti gue ini kesempatan besar buat leyeh-leyeh. Hobi gue mantengin tumblr dan youtube setiap hari di- support oleh wi-fi kosan yang sering ngadat. Hahahaa. Suatu hari, gue lagi asyik gelimpang gelimpung di kosan nonton youtube  and   I find these amazing videos . Di video-nya ada kalimat sakti: "Nggak ada kegagalan lebih besar darip

Duit Habis Buat Bayar Parkir!

Image
Sebenernya nggak pantes sih gue yang ngomentarin masalah parkir, soalnya gue sendiri adalah pejalan kaki, bukan pengendara. Tapi, gapapalah setiap orang berhak berpendapat kan ya. Di sini gue mewakili temen-temen gue atau pengendara di luar sana yang juga punya keresahan yang sama. nasional.republika.co.id Nyadar nggak sih, makin kesini kendaraan yang parkir makin banyak aja. Sementara jumlah lahan parkir nggak bisa bertambah. Sering banget kalo lagi ke suatu tempat atau gedung, katakanlah pusat perbelanjaan, dan naik kendaraan, waktunya habis buat muter-muter nyari parkir. Apalagi di akhir pekan. Ya nggak? Ini sangat merugikan lho. Pertama, dari segi waktu, paling nggak makan waktu setengah jam. Masalahnya nggak cuma di awal nyari tempat parkir doang. Keluar dari tempat parkir juga ngantri dan lama. Kedua, dari segi bahan bakar, pasti boros juga tuh. Udah muter-muter nyari tempat parkir kosong, ujung-ujungnya nggak dapet. Giliran ada mobil yang keluar, kitanya udah lewat aja,

Nggak Fokus, Nggak Punya Tujuan!

Maybe this is my biggest problem right now. Menurut gue, gue ini gak punya satu tujuan yang jelas dalam hidup gue. Ketika nggak punya suatu tujuan yang jelas, ya gue nggak bakal bisa melakukan apapun dengan baik. Sudah 3 tahun dan memberat 3 bulan terakhir ini gue galau masa depan , galau masa depan lagi hits bgt emang di kalangan para remaja tua, errr, dewasa muda usia 20-an tahun, terutama yang gak punya tujuan yang jelas (kaya gue). Dulu, sebelum lulus SD, gue udah tau tujuan gue pengen masuk SMP 2 yang terfavorit di kota gue. Terus sebelum gue lulus SMP, gue juga udah tau tujuan gue mau masuk SMA 1, sekolah terbaik di kota gue. Karena tujuan gue udah jelas, jadi gue tinggal berusaha sebaik mungkin supaya bisa mencapai tujuan itu. Nah! pas sebelum lulus SMA, gue sebenernya belum menemukan jati diri gue . Salah gue sendiri karena dulu terlalu mengikuti arus. Tujuan utama belajar adalah nilai. Jujur, dulu gue emang sebego itu, belajar cuma buat jadi yang terbaik. Tanpa mikirin hid

A story about a Mother broke her son's arm

Image
If you were told "A Mother broke her son's arm", what do you think of this mother? She is a bad mother. Now I'm telling you that, the Son was crossing the road and almost hit by a car.. and when the mother saw him, she pulled him and broke his arm. I repeat, "A Mother broke her son's arm", what would you say now? Thank God, She is a good mother . Yeah, we are like kids , we cannot see the cars and we cannot see what's happening.   But God knows what is best for us. That's how we trust God no matter what happens. ____________________________________________________________________ *hasil browsing hari ini, terlalu bagus kalo nggak di repost di sini :") Jadi, when things going wrong , yakinlah bahwa Allah sedang menyelamatkan kita dari hal yang bisa jadi lebih buruk menimpa kita. Cheers ! PS. this photo was taken in Kebun Teh Wonosari, 3rd January 2015. A great adventure in the beginning of the year with junior